Semaan Antarkan Gus Mik ke Pemakaman Kediri, JP
BERITA
Di sela-sela gemuruh tahlil saat Jenazah Gus Mik disemayamkan di masjid Pondok Pesantren Al- Falah, Ploso, Mojo, Kediri, jamaah Semaan Jantiko melakukan semaan. Semaan ini sebagaimana diketahui adalah ajaran "Sang Guru KH Chamim Jazuli yang biasa dipanggil Gus Mik. Semaan itu dilakukan di sisi utara rumah Gus Mik.
Namun, karena saking besarnya para jamaah yang ikut semaan, sampai Pasar Ploso penuh dijejaki samin-samiat. Praktis, pasar itu soharian libur lantaran dibuat are na semaun. Mereka ini, yang terdiri atas para jamaah berbagai usia dan jenis kelamin, tak henti-hentinya membaca maupun mendengarkan Alquran sejak subuh hingga menjelang asar, ketika jenazah Gus Mik akan dimakamkan.
Sebagaimana diberitakan harian ini kemarin, Gus Mik, tokoh sentral semaan Alquran, tutup usia pada Sabtu, sekitar pukul 19.40, di RS Budi Mulya, Surabaya. Jenazah Gus Mik sendiri tiba pukul 00.30 di pondok asuhannya, Dan langsung disemayamkan di masjid pesantren tersebut.
Sebelum jenazah itu datang. sekitar pukul 20.00, berita wafatnya Gus Mik sudah diterima keluarga Kediri dan langsung diumumkan kepada seluruh santri. Sabtu malam itu juga, ribuan santri mengumandangkan tahlil di masjid dan seluruh penjuru kamar pondok. Pesantren Al-Falah yang memang "hidup" 24 jam karena banyak santri tidak tidur malam, malam itu lebih terlihat "hidup" karena musibah ini. Seluruh keluarga, pengasuh, ribuan santri, dan para pelayat dari luar kota bergemuruh mengumandangkan tahlil di pondok itu. Dan, sejak subuh kemarin malah bertambah semarak. Para penganut setia semaan mulai berdatangan dari berbagai penjuru kota di tanah Jawa dan Bali. Mereka selain langsung menuju masjid dan salat jenazah juga memberikan penghormatan terakhir dengan memanjatkan doa, menunggu bersama dan mengantarkan sang Panutan itu ke liang kubur.
Pelaksanaan semaan yang di lakukan para jamaah itu yang pada intinya menghatamkan bacaan Kitab Suci Alquran selain merupakan ibadah sunnah dibaca umat Islam kepada para kiai atau anggota keluarga yang meninggal, juga pertanda turut mengantarkan kepergian sang Tokoh Semaan itu.
Para peserta semaan kebanyakan wanita, sebab kaum pemuda dan bapak lebih dituntut untuk salat jenazah di Masjid Pondok Al-Falah itu. Di tempat semaan itu, selain mereka tekun mengikuti semaan, sekaligus tempat tunggu pentakziah putri. Karena, para pentakziah putra sudah mendapat tempat tersendiri di pondok putra. Seperti semaan yang sudah kerap dilakukan selama ini, mereka hanya istirahat ketika makan siang dan salat wajib. Seluruh waktu semaan dipergunakan menyimak dan membaca Alquran. Di antara nya juga sebagai tempat menghapal kalam Allah itu. (zh/ws)