Tiba-tiba muncul di Pucangan, Surabaya Gus Mik sedang 'lelono brata'
BERITA
Surabaya, Surya KH Hamim Djazuli, yang lebih dikenal dengan panggilan akrab Gus Mik, Kamis pagi (3/6) mendadak muncul 45 menit, di rumah Drs H.Suaib Hasy, seorang teman lamanya di kawasan Pucangan, Surabaya.
Kedatangan Gus Mik yang selama ini justru dicari-cari oleh keluarganya, sempat membuat tuan rumah terperangah. "Tidak ada angin tidak ada hujan Gus Mik tiba-tiba datang ke rumah saya," ujar Drs. Suaib Hasy, alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan IAIN.
Sunan Kalijogo Yogyakarta. Kedatangannya waktu itu dikatakan beda dengan biasanya. Penampilan Gus Mik tampak letih dan seakan menyimpan misteri, meskipun Gus Mik sendiri berulangkali mengatakan tidak ada masalah apa-apa pada dirinya. Keluarga saya sudah memahami keadaan saya. Jadi tak perlu dipersoalkan, tambahnya.
Suaib menilai, orang "aneh" ini memang tidak terbiasa mengungkapkan persoalan pribadi nya kepada orang lain, Orang lain dibiarkan menilai Gus Mik sesuai penalaran pikiran masing-masing.
Karena ada kebebasan menilai ini, mengakibatkan bermacam pula warna penilaian terhadap tokoh misterius yang juga ketua semaan Al Quran Jatim dari dari Desa Ploso Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Biarkan saja apa kata orang, Allah akan menilai saya secara bijaksana," jawab Gus Mik bila ditanya perihal dirinya itu. Ayah enam anak dari pernikahannya dengan Ny Lilik Suyati itu tiba di rumah Cak Suaib (panggilan akrab Drs Suaib Hasy) sekitar pukul 05.30 bersama dua orang laki laki menumpang mobil station putih. Gus Mik mengenakan sarung plekat, kaus bergaris biru tua dan songkok hitam.
Gus Mik langsung mengambil tempat di sudut ruang tamu sambil bersilang kaki. Dalam pertemuan cukup mengejutkan itu, Gus Mik lebih banyak diam, tidak mengumbar cerita seperti biasanya.
Waktu itu dia hanya menanyakan sahabat karibnya Gus Muhasal Ponorogo lebih dikenal dengan Mbah Mo dan Arief, seorang pelatih tinju yang ikut membesarkan petinju Nur Huda dari Malang. Dari perjalanan panjangnya itu belum sempat mengunjungi kedua sahabat karibnya tersebut.
Cak Suaib saat itu tak sempat menanyakan kesehatannya, namun sepintas dapat diambil suatu kesimpulan, meskipun ini tidak 100 persen benar, Gus Mik sedang dalam kondisi letih. Ini tersirat dari gerakannya yang lamban.
"Saya sekarang juga menjadi kikuk menghadapi Gus Mik," kata Cak Suaib yang waktu itu baru saja menerima telepon dari istrinya yang sedang beribadah haji.
Surya juga menjumpai Gus Mik hanya sekitar tiga menit, tak sempat lama mewawancarainya. Titip salam kanggo arek-arek," pesan Gus Mik masuk mobil tanpa menyebut arah perjalanannya.
Gus Mad, 37, pengasuh Pondok Pesantren Mabaul Ulum Kapas Madya, pertengahan Mei lalu, juga bertemu dengan Gus Mik di Pondok Pesantren Langitan, Babat, menambahkan, Gus Mik termasuk salah seorang yang memiliki ladzum atau keistimewaan dari Allah. Sehingga tingkah laku dan alam pikirannya kadang-kadang sulit diterima secara awam.
Contoh lain orang yang memiliki keistimewaan dari Allah ini adalah Gus Basyori Modong dan Gus Wahid Kemlagi, Mojokerto. Orang awam sering dibuatnya terperangah, karena tingkah lakunya kadang-kadang tidak masuk akal. Demikian halnya dengan Gus Mik yang mendadak 'nyepi'. Bagi orang yang tidak memahami, pasti menuduh yang bukan-bukan. Bahkan sampai ada yang mengatakan perjalanan panjang Gus Mik tanpa tujuan yang jelas ini telah membingungkan keluarga. Sebenarnya, Gus Mik ini sedang melakukan jadzab atau menjauhkan diri masalah keduniawian dengan jalan membiarkan dirinya hanyut dalam kelautan Allah. "Ibarat kapas yang membiarkan dirinya diterbangkan angin, entah kemana arahnya," ujar Gus Mad yang juga pernah melakukan jadzab sampai hampir 10 tahun lamanya.
Orang-orang tertentu yang setelah melihat terjadi berbagai ketimpangan di tengah masyarakat serta adanya konflik batin dalam dirinya. "Apakah lelono Gus Mik ini pertanda di tengah masyarakat kita sedang terjadi ketimpangan?"
"Semua itu hanya Allah yang tahu," jawab Gus Mad berdiplo- matis menirukan ucapan Gus Mik.
"Apakah waktu bertemu dengan Gus Mik di Pondok Pesantren Langitan, juga disinggung rute perjalanan Gus Mik?"
"Masalah itu tak perlu ditanyakan, sudah ada yang memonitornya sendiri," kata Gus Mad.
Dari perjalanan panjangnya, Gus Mik telah mengunjungi be- berapa teman lamanya di Jakarta, Cirebon, Semarang, Tegal, Mojokerto, Surabaya dan Tambak Yoso, pesisir Timur Bandara Udara Juanda.
Di tempat kelahiran tokoh cerita legendaris Sarib Tambak Oso ini terdapat seorang kiai yang "dung-deng", seperguruan dengan Gus Mik. (as)