Semaan Al-Quran MANTAB
Kegiatan "Sema'an Al-Quran Mantab" bermula di suatu waktu – pertengahan bulan Juni 1986, bertempat di rumah seorang pegawai Bank BRI Kediri yang bernama Bapak Muhadi, beralamat di daerah Burengan Kediri – diselenggarakan suatu acara khataman Al-Quran dengan dihadiri oleh beberapa orang. Kegiatan itu dimulai dengan sholat shubuh berjama’ah, dan dilanjutkan dengan menyimak bacaan Al-Quran secara bersama-sama yang dibaca oleh para penghafal Al-Quran (huffadhul Quran). Kegiatan “menyimak” itu berlangsung selama sehari penuh, dijeda dengan pelaksanaan sholat fardlu yang dikerjakan bersama-sama, sehingga paripurna 30 juz.
Pada awalnya, kegiatan Semaan Al-Quran ini dijadwal rutin setiap Ahad Pon dan Jum’at Pon, dan dilaksanakan bergilir dari rumah ke rumah para jamaah di daerah Kediri dan sekitarnya. Perkembangan berikutnya, kegiatan itu makin luas diterima dan berkembang luar biasa pesat. Dari yang semula hanya diikuti oleh beberapa orang saja, dalam kurun waktu yang singkat – tak sampai lima tahun sejak dimulai – telah diikuti oleh ribuan jamaah. Dan bahkan sekarang ini – setelah hampir tiga dasawarsa – sudah menjadi puluhan ribu jamaah. Lingkup kegiatannya pun meluas. Tidak hanya di Jawa Timur yang merupakan daerah basis jamaah, tetapi juga merambah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan bahkan ke luar Jawa. Bahkan kegiatan ini diselenggarakan secara rutin tiap tahun oleh Keraton Yogyakarta sebagai puncak peringatan “Hadeging Nagari Dalem Ngayogyakarta Hadiningrat”.
Adalah Kyai Hamim Jazuli – atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Miek – putra dari KH Jazuli Utsman, pengasuh PP Al-Falah Ploso, tokoh sentral yang ada dibalik kegiatan Semaan Al-Quran ini. Beliaulah tokoh yang menghidupkan kembali tradisi lama dari zaman Rosulallah saw – bahwa Rosulallah saw gemar menyimak bacaan Al-Quran dari para sahabat Beliau. Salah satunya Ibnu Mas’ud, yang Beliau perintah untuk membacakan Al-Quran sementara Beliau menyimak bacaannya (HR Bukhari – Muslim). Dengan dukungan dari tokoh-tokoh seperti KH Ahmad Shiddiq, KH Hamid Pasuruan, KH Mundzir Bandar Kidul Kediri, KH Abdul Hamid Kajoran Magelang, dan Syaikhul Masyayikh KH Dalhar Nahrowi Watucongol Magelang, Beliau mengenalkan Semaan Al-Quran ini kepada khalayak. Mengajak dengan cara halus dan contoh konkrit untuk kembali mementingkan sholat lima waktu berjamaah dan Al-Quran, sekaligus “memasarkan” akhlaq-akhlaq Rosulullah saw.
Dalam menjalankan kegiatan ini, Beliau menggandeng dan mengkader orang-orang yang Beliau percaya semisal KH Farid Wajdi bin KH Ahmad Shiddiq (yang menjadi orang dekat dan kepercayaan Beliau dalam menyambung lidah – menyampaikan dan melaksanakan konsep-konsep Beliau di Semaan Al-Quran). Juga KH Moh Syauqi bin Abdul Halim Shiddiq Jember, KH Hasyim Sholih Ponorogo, dan KH Moh Dardiri Lempuyangan Yogyakarta. Tidak hanya tokoh-tokoh dari kalangan pesantren, Beliau juga melibatkan tokoh-tokoh di luar pesantren seperti Irjen Pol Purn Dr. Untung S Rajab dan GBPH H. Joyokusumo. Juga tak ketinggalan orang-orang seperti Mbah Mukhtar Bandar Kidul Kediri, Pak Bani Askar Tulungagung, Pak Syafii Ampel, dan lain-lain. orang-orang yang lugu dan sederhana, tetapi mempunyai keyakinan dan pendirian yang kokoh dan militan. “Semaan ini bila yang berkiprah menyajikan dan melaksanakannya hanya orang-orang dari kalangan pesantren, jadinya kurang luwes”, Demikian yang Beliau sampaikan.
“Love only grows by sharing. You can only have more for yourself by giving it away to others.”
― Brian Tracy
Sema'an Mantab JABODETABEK
Jl. Tawangmangu Blk. I No.74 006, RT.3/RW.6, Kedaung Kali Angke, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11710
Achmad Ropik +62 821 3289 8427 (Whatsapp)